Malnutrisi masih menjadi masalah serius di banyak negara berkembang https://www.amorepizzaandrestaurant.com/ termasuk Indonesia. Dua jenis malnutrisi yang paling berbahaya dan sering terjadi pada anak-anak adalah kwashiorkor dan marasmus. Keduanya dapat menghambat pertumbuhan anak, melemahkan sistem kekebalan tubuh, bahkan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Memahami perbedaan keduanya akan membantu orang tua dan masyarakat lebih cepat mengenali gejalanya dan mencegah dampak lebih parah.
Apa Itu Kwashiorkor?
Kwashiorkor adalah kondisi malnutrisi akibat kekurangan protein, meskipun asupan Sleeping dragon kalori mungkin masih cukup. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak yang berhenti mendapat ASI terlalu dini dan tidak mendapatkan cukup protein dalam makanan pendamping.
- Ciri-ciri anak dengan kwashiorkor antara lain:
- Perut buncit akibat penumpukan cairan (edema)
- Kulit kering, bersisik, dan mudah terkelupas
- Rambut mudah rontok dan berubah warna menjadi merah atau kuning
- Nafsu makan menurun
- Mudah rewel dan lemas
Kwashiorkor sangat berbahaya karena dapat menyebabkan gangguan fungsi organ, luka sulit sembuh, dan meningkatkan risiko infeksi berat. Jika tidak segera mendapatkan perawatan medis, kondisi ini dapat berujung pada kematian.
Apa Itu Marasmus?
Marasmus adalah kondisi malnutrisi akibat kekurangan energi dan protein secara keseluruhan. Kondisi ini biasanya terjadi karena kekurangan asupan makanan dalam jangka waktu panjang dan sering ditemukan pada anak-anak di daerah dengan kondisi ekonomi rendah.
- Gejala marasmus yang perlu diwaspadai:
- Berat badan turun drastis
- Penampilan sangat kurus dengan tulang yang menonjol
- Wajah tampak tua dan cekung
- Kulit kering dan keriput
- Mudah lelah dan tidak aktif
Marasmus mengakibatkan penipisan otot dan lapisan lemak tubuh sehingga anak terlihat sangat kurus. Sistem kekebalan tubuh juga menurun drastis, membuat anak mudah sakit.
Perbedaan Kwashiorkor dan Marasmus
Meskipun sama-sama berhubungan dengan malnutrisi, kwashiorkor dan marasmus memiliki perbedaan mendasar:
Kwashiorkor: Kekurangan protein dengan kalori yang masih cukup, ditandai dengan edema (pembengkakan), perut buncit, dan perubahan kulit.
Marasmus: Kekurangan kalori dan protein secara keseluruhan, ditandai dengan penurunan berat badan drastis, tubuh sangat kurus, dan wajah cekung.
Keduanya memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi serius.
Pencegahan dan Penanganan Kwashiorkor dan Marasmus
Pencegahan kedua kondisi ini dapat dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dilanjutkan dengan makanan pendamping bergizi seimbang. Pastikan anak mendapatkan asupan protein, kalori, vitamin, dan mineral yang cukup.
Penanganan kwashiorkor dan marasmus memerlukan pemantauan medis dengan pemberian makanan bergizi secara bertahap, penanganan dehidrasi, serta pengobatan infeksi bila terjadi. Jangan pernah memberikan penanganan sembarangan di rumah tanpa pengawasan tenaga kesehatan untuk mencegah risiko komplikasi.
Dengan memahami perbedaan kwashiorkor dan marasmus serta cara mencegahnya, orang tua dapat lebih waspada dalam memenuhi gizi anak. Jika anak menunjukkan gejala malnutrisi, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat. Pencegahan malnutrisi bukan hanya melindungi anak dari risiko kematian, tetapi juga mendukung mereka tumbuh sehat dan optimal di masa depan.